Jumat, 29 Juni 2012

Kakus Hebat Ubah Tinja Jadi Listrik

No-Mix Vacuum Toilet buatan Nanyang Technological University, Singapura SINGAPURA, KOMPAS.com - Ilmuwan dari Nanyang Technological University menciptakan kakus hebat yang bisa mengubah tinja menjadi listrik dan pupuk, sekaligus menghemat pemakaian air sebanyak 90 persen. Jamban dengan nama No-Mix Vacuum Toilet tersebut memiliki dua wadah untuk memisahkan limbah padat dan cair. Jamban ini menggunakan tekanan untuk "mengguyur" tinja. Jadi, jumlah air yang dibutuhkan untuk sekali guyur hanya 0,2 liter alias secangkir. Toilet konvensional di Singapura saat ini membutuhkan 4-6 liter air sekali guyur. Jika jamban inovatif ini diaplikasikan di toilet umum, dengan 100 kali guyuran sehari, maka kakus ini bisa menghemat 160.000 liter. Volume itu cukup untuk mengisi kolam renang berukuran 10 x 8 x 2 meter. Untuk menghasilkan listrik dan pupuk, kakus ini akan memisahkan komponen padat dan cair. Dari kakus lewat sistem pembuangan, limbah cair akan dikirim ke fasilitas pengolahan tempat nitrogen, fosfor, dan potasium akan dipanen. Pada saat yang sama, tinja akan dikirim ke bioreaktor untuk diolah agar menghasilkan biogas yang kaya metana. Metana nantinya bisa dimanfaatkan sebagai pengganti gas untuk memasak maupun diubah menjadi listrik. "Dengan toilet inovatif kami, kita bisa memakai cara yang lebih sederhana dan murah untuk menghasilkan unsur berguna dan memproduksi bahan bakar dan energi dari limbah," kata Wang Jing-Yuan, Direktur Residues and Resource Reclamation Centre (R3C) di NTU. Terpadu dengan sistem itu, air yang telah dipakai untuk mencuci, mandi, dan dari dapur bisa dipakai lewat sistem drainase tanpa pengolahan kompleks. Adapun limbah makan an juga bisa dikirim ke bioreaktor untuk dijadikan kompos. Dari informasi di website NTU, kakus ini mulai akan diuji secara terbatas di Kampus NTU. Pengujinya adalah 500 mahasiswa yang diminta memakainya. Setelahnya, kakus akan diuji selama 2 tahun di Singapura. Sumber : Nanyang Technological University Editor : Laksono Hari W

Senin, 25 Juni 2012

Bus Masuk Mesin Waktu di Blora, Pindah Sekejap ke Hutan

Bus Masuk Hutan Jati di Blora Minggu, 24 Juni 2012 19:09 WIB bus Pahala Kencana tujuan Jakarta-Madura dan truk Beton Jaya Mix, tepatnya di Desa.Kedungbacin Kec.Todanan Kab.Blora tiba-tiba berada di hutan Foto: Net Laporan Wartawan Tribunnews.com, Albert Joko TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejadian aneh bin ajaib menimpa sebuah bus Pahala Kencana tujuan Jakarta-Madura dan truk beton Jaya Mix. Bus itu mengangkut 33 penumpang. Seperti masuk sebuah mesin waktu, kedua kendaraan besar tersebut secara tiba-tiba berada di sebuah hutan jati gelap gulita di kawasan Blora, Jawa Tengah. Awalnya, bus Pahala Kencana dan truk beton melintas di jalur pantura, tepatnya di jalur Juwana-Rembang, Kamis (22/6/2012) dini hari. Karena lalu lintas macet, sang sopir mencoba mencari jalur alternatif. Akan tetapi sesampainya di jalur Jaken atau Kabupaten Pati wilayah paling selatan, sopir merasa sudah berada di jalur pantura, namun justru mengarah ke Kabupaten Blora. Ketika melintas, memang lajur yang dilalui adalah jalan desa. Entah bagaimana, bus tersebut mendadak masuk ke kawasan hutan jati Gadogan di Desa Kedungbacin, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora. Ceritanya, ketika menempuh jalan pintas itu, di perbukitan yang dipenuhi pohon jati, bus berjumpa dengan truk beton. Sopir berusaha mendahului truk namun kernet meminta sopir membiarkan truk duluan mendaki. Truk akhirnya bisa mendaki, disusul bus. Pendakian bus tidak mulus. Ban belakang selip, lalu berjalan mundur. Kemudian terdengar suara benturan. Kernet dan sopir turun dari bus coba melihat apa yang terjadi. Tiba-tiba, mesin mobil mati. Sopir dan kernet kaget bukan main karena menyadari posisi mobil tidak lagi di jalan tapi di tengah-tengah hutan jati. Waktu itu pukul 02.30 dini hari. Kernet membangunkan 33 orang penumpang bus. Sekitar pukul 06.30 WIB, kru mencoba mencari pemukiman warga dan meminta bantuan. Warga lalu melapor kepada lurah setempat. Setelah sekitar lima jam di tengah hutan jati itu, pertolongan datang. Mobil patroli bersusah payah masuk ke TKP. Maklumlah, lokasi bus itu rupanya hanya jalan setapak. Agar bisa keluar, sebagian pohon ditebang dan jalanan diratakan. Pada pukul 18.35, barulah bus itu mencapai jalan desa. Anggota Sektor Pelayanan Masyarakat Polsek Todanan, Blora, Jawa Tengah, Briptu Suwignyo, yang dikonfirmasi, terheran-heran. Bodi bus dan truk tidak lecet terkena ranting pohon kalaulah kedua mobil itu menerabas hutan dan memaksa melewati jalan setapak di hutan jati itu. "Ini memang kejadian aneh, tapi nyata. Wong, bus dan tronton itu lagi melaju di jalan raya, tiba- tiba ada di hutan. Dan, anehnya lagi, gak ada body bus maupun truk yang tergores. Padahal, kendaraan itu di antara rerimbunan pohon," tutur Briptu Suwignyo kepada Tribunnews.com, Minggu (24/6/2012). Logikanya, kata Briptu Suwignyo body bus truk tergores ranting-ranting atau tumbuh-tumbuhan belukar apabila memang sengaja mengambil rute jalan setapak. "Ranting pohon yang menjepit bus besar-besar. Untuk mengeluarkan bus dan tronton itu, kami bersama warga perlu membabati dan menguruk jalan, karena harus melalui persawahan," katanya. Pihak PO Bus Pahala Kencana ketika dikonfirmasi mengenai kabar tersebut belum mau memberikan informasi detail. Mereka berjanji akan memberikan keterangan pada hari Senin(25/6/2012) besok. "Besok saja mas, sekarang hari libur, enggak ada orang," kata seorang petugas saat dihubungi Tribunnews.com.(*) Berita Terkait: Bus Masuk Hutan Jati di Blora

Minggu, 24 Juni 2012

Anda Seorang Pemalas? Ini Cara Mengatasinya

Tung Desem Waringin - detikfinance Jakarta - Rasa malas bisa dialami oleh semua orang, termasuk kemalasan melakukan kegiatan penting untuk menuju sukses. Ini ada beberapa gagasan bagaimana mengalahkan rasa malas anda, dalam segala hal. Berikut ini ulasan dari pakar marketing, Tung Desem Waringin soal mengatasai kemasalan: Mereka sibuk dan mereka tetap sibuk karena itu salah satu cara untuk menghindari sesuatu yang tidak ingin mereka hadapi. Ada orang sibuk nonton TV, sibuk memancing, bermain golf, sibuk belanja ke Mall, namun didalam hati mereka ingin menghindari sesuatu hal yang tidak ingin mereka hadapi. Ini adalah bentuk kemalasan yang paling umum. Malas dengan jalan tetap sibuk. Ada juga orang yang sibuk bekerja keras sehingga tidak perduli dengan istri dan anaknya. Dan ada juga orang yang terlalu sibuk mengurusi kekayaan mereka dan tidak perduli dengan kesehatan mereka. Dan ada orang yang terlalu sibuk mengurusi kesehatan dan tidak perduli lagi terhadap pekerjaan. Yang menjadi ukuran malas adalah apa yang dianggap penting jauh di dalam lubuk hati mereka, tetapi mereka hindari. Kata Robert Kiyosaki, 'Obat untuk kemalasan adalah sedikit ketamakan' Seringkali kita mendengar bahwa 'orang tamak adalah orang yang jahat' Namun dalam diri kita semua adalah nafsu/ hasrat untuk memiliki barang-barang baru atau bagus atau hal-hal yang menyenangkan. Jadi agar hasrat itu tetap terkendali, orang tua kita kerap kali menemukan cara-cara untuk menekan hasrat itu dengan cara menciptakan rasa bersalah. Jadi, setiap kali Anda mendapati diri Anda menghindari sesuatu yang Anda tahu seharusnya Anda lakukan, maka satu-satunya hal yang Anda tanyakan pada diri Anda sendiri adalah 'apa untungnya untuk saya?' Bersikaplah sedikit tamak. Itulah obat yang terbaik untuk kemalasan. Akan tetapi, terlalu tamak, seperti apapun lainnya yang berlebihan, tidaklah baik. Menurut saya pribadi, bagaimana menghilangkan rasa malas kita harus mempunyai alasan yang sangat kuat. Dan alasan yang sangat kuat adalah menghindari sengsara dan mencari nikmat. Bila kita sedang malas, bayangkan, dengarkan dan rasakan penderitaan yang amat sangat dengan detail dan emosionil (tulis minimal 10 kerugian) bila kita masih bermalas-malasan atau tidak melakukan hal-hal yang penting, dan bayangkan, dengarkan dan rasakan kenikmatan yang amat sangat secara detail dan emosionil (tulis minimal 10 kenikmatan) bila kita sudah mulai rajin dan melakukan hal-hal yang penting. Penderitaan dan kenikmatan ini bukan hanya sekarang, tapi 1 tahun kedepan, 5 tahun kedepan, 10 tahun kedepan dan 20 tahun kedepan. (hen/hen)

Selasa, 19 Juni 2012

Kisah Awal Masuknya 7-Eleven ke Indonesia

Rista Rama Dhany - detikfinance Jakarta - 'Nongkrong' di 7-Eleven saat ini menjadi tren gaya hidup baru sebagian warga Jakarta khususnya kalangan remaja. Pernahkah ada terpikir bagaimana sang pemilik 7-Eleven di Indonesia membawa ritel tersebut masuk ke Tanah Air? Ternyata bukan lah perkara mudah, berbagai perjuangan dilakukan hingga 7-Eleven memberikan lisensi. Hal ini dikisahkan oleh Presiden Direktur PT Modern Putra Indonesia, Henri Honoris selaku pemegang lisensi 7-Eleven di Indonesia. Ia mengatakan tidak mudah membuat pemilik 7-Eleven memberikan lisensi ke dirinya untuk membuka cabang di Indonesia. "Mereka bilang kalau mau membuka, kenapa harus di Indonesia? karena pada 2005-2006 Indonesia belum dilirik sama sekali," kata Henri dalam seminar Inspiration Young CEO Multimedia Marketer Crativentrepreneur E-Commerce Marketing Genius, di Gedung UOB, Selasa (19/6/2012). Menurut Henri, kalaupun 7-eleven buka di luar negeri lebih baik di Jerman, Prancis, Vietnam dan India. "Pasalnya saat itu sudah 17 tahun 7-Eleven belum membuka lisensi. Terakhir mereka buka lisensi adalah pada tahun 1993 untuk China dan Makau," ungkapnya. Kenapa Henri ngebet dengan 7-Eleven? dikatakannya saat itu 7-Eleven belum ada di Indonesia apalagi usaha yang dipegangnya sedang lesu. "Teknologi digital telah mengubah bisnis Moderen Grup. Pada saat peak di Tahun 2000 Pendapatan kami mencapai Rp 3 triliun namun turun drastis hanya menjadi Rp 200 miliar," tuturnya. Henri pun kembali ke Indonesia, untuk merestrukturisasi bisnis, menutup toko dan mengurangi karyawan, itu rasanya sakit sekali. "Pada 2006 saya memutuskan untuk mencari bisnis baru dan ketemu 7-Eleven yang belum ada di Indonesia," ujarnya. Namun berulangkali pihak 7-Eleven menolak. "Saya kirim email, kirim lay out, 2 tahun kirim email tidak ada jawaban, kita hampir menyerah tetapi Orang tua saya bilang terus tetap kirim email. Namun akhirnya mereka menjawab dan kami diundang untuk di interview," katanya. Diungkapkan Henri, mereka akhirnya interview dan pertanyaan mereka kenapa tertarik 7-Eleven harus ada di Indonesia. "Kita jelaskan, kalau kita punya dasar ritel, kalau diberi kepercayaan pasti sukses," ucapnya. Selama 6 bulan Hendri menunggu jawaban dari 7-Eleven, dan November 2009 akhirnya ia terpilih sebagai master franchisee ke-18. "Alasannya kenapa kita dipilih? mereka bilang ternyata 7-Eleven percaya sekali dengan konsep entrepreneurship, karena 39.000 outletnya yang lain dikelola oleh UKM," ujarnya. Apalagi 7-Eleven di Indonesia dibuat berbeda, diluar negeri 7-Eleven isinya barang-barang kebutuhan sehari-hari. Sementara di Indonesia isinya makanan dan minuman siap saji. "Namun mereka memberikan syarat, mereka ingin 7-Eleven dikelola oleh owner, karena ketika kita menemani mereka survei pasar, kita sebagai pemilik menemani langsung, mereka terkesan, sementara 2 pesaing mereka hanya mengirim direktur," jelasnya. 7-Eleven saat ini telah melayani 75.000 custumer per hari, setelah 2 tahun 7-Eleven telah memiliki 73 outlet sebagian besar di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. (rrd/hen)

Jumat, 15 Juni 2012

Deteksi Kanker Kini Bisa Pakai Napas

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth Jakarta, Semakin hari, teknologi untuk mendeteksi dan mengobati berbagai penyakit semakin canggih saja, walaupun dibarengi dengan kenyataan bahwa tes-tes yang rumit itu juga tergolong mahal. Namun teknologi yang paling baru ini tidaklah kompleks, mudah digunakan dan sangat terjangkau karena hanya menggunakan bau mulut manusia. Teknologi ini dikembangkan oleh tim ilmuwan dari Georgia Institute of Technology dan pertama kali diperkenalkan pada tanggal 2 Juni 2012 di pertemuan tahunan American Society of Clinical Oncology di Chicago. Meskipun masih menunggu hasil uji klinisnya, teknologi yang disebut cancer-detecting breathalyzer system ini mampu melakukan deteksi awal untuk kanker payudara dan kanker paru-paru. Alat ini pun diharapkan dapat secara drastis mengurangi biaya yang harus ditanggung pasien kanker di Amerika Serikat, selain itu memungkinkan perluasan screening di negara-negara dengan infrastruktur yang tidak memadai dan masih tabu terhadap teknologi mammogram. "Sebagian besar orang bergerak menuju teknologi yang lebih kompleks dan lebih mahal. Aku ingin sesuatu yang kasar tapi murah dan cukup mudah untuk dilakukan," ujar Charlene Bayer, seorang profesor teknik kimia di Georgia Tech dan ketua tim peneliti proyek ini seperti dilansir dari livescience, Kamis (14/6/2012). Cancer breathalyzer ini bekerja dengan terlebih dahulu menangkap napas pasien dalam sebuah wadah yang dirancang khusus. Setelah berada di dalam wadah tersebut, napas itu akan tetap segar sampai 1,5 bulan dengan penyimpanan dalam lemari pendingin. Wadah berisi napas ini kemudian dikirim ke laboratorium dimana sebuah sensor kimia akan mencari senyawa organik yang dipancarkan oleh tubuh yang terinfeksi kanker. Karena semua dokter hanya perlu menyuruh pasiennya untuk bernapas ke dalam wadah dan kemudian mengirimnya ke laboratorium, tes ini secara radikal mengurangi biaya, waktu dan ketidaknyamanan pasien yang seringkali dikaitkan dengan scan CAT dan mammogram, terang Bayer. Untuk pasien di negara-negara Barat, masalah utama dari screening kanker adalah biaya dan ketidaknyamanan. Tes ini dapat mengurangi biaya tes kanker payudara dari 800 dollar AS hingga kurang dari 100 dollar AS, kata Bayer. Selain itu, tes ini takkan menimbulkan ketidaknyamanan fisik. Untuk pasien di negara-negara berkembang atau negara yang memiliki pembatasan gender yang ketat, tes ini bisa membuka lebih banyak kesempatan untuk upaya pencegahan kanker. Tidak hanya menurunkan biaya screening, tetapi dokter yang beroperasi di pegunungan, daerah terpencil atau hutan tebal sekalipun tetap bisa melakukan tes ini. Selain itu, banyak kebudayaan yang melarang adanya keintiman fisik yang diperlukan untuk melakukan tes seperti mammogram. Dengan tes napas ini, seorang wanita yang mengenakan burqa juga bisa menjalani screening untuk kanker payudara tanpa harus melanggar budayanya. Tes ini tidak memiliki akurasi yang sama seperti tes lain yang lebih mahal, bahkan takkan benar-benar menggeser teknologi yang sudah ada sebelumnya tersebut, tandas Bayer. Sebaliknya, Cancer breathalyzer akan membantu menentukan apakah pasien perlu pengujian lebih lanjut dengan perangkat yang lebih mahal dan intrusif itu atau tidak. (ir/ir)