Senin, 19 Agustus 2013

Tips Pilih Madu Berkualitas Tinggi

REPUBLIKA.CO.ID, Madu yang berkualitas tinggi bisanya memiliki kekentalan yang sangat tinggi. Sehingga, Anda disarankan untuk membeli madu yang tidak encer. Selain itu, Anda pun tak boleh memilih madu yang berbuih. Buih yang ada pada madu menunjukkan bahwa madu tersebut telah mengalami fermentasi. ''Sehingga, kualitasnya sangat rendah,'' tutur Kasno, pakar perlebahan yang juga dosen Fakultas Kehutanan IPB.
Adanya anggapan di masyarakat bahwa madu yang diisi dalam botol dan meletup bila ditutup adalah anggapan yang salah. Menurut dia, madu yang meletup itu telah mengalami fermentasi, karena banyak mengandung gas karbondioksida C02. Ada juga kepercayaan di masyarakat untuk mengukur madu berkualitas tinggi dengan cara memakai korek api. Menurut Kasno, bisa saja korek api yang dicelupkan ke dalam madu bisa cepat terbakar, karena madu tersebut telah mengandung alkohol. Mengukur madu dengan semut pun tak bisa jadi jaminan. Madu yang rasanya sudah asam, tak akan didatangi semut. Selain itu, untuk mendapatkan madu yang berkualitas tinggi, Anda perlu mencicipinya. Bila rasa madu tersebut sudah masam, maka kualitasnya sangat rendah. Selain telah mengalami fermentasi, madu tersebut juga telah menjadi asam cuka. Kualitas madu ditentukan kadar air, gula serta hidroksimetilfulfurat (HMF). Berdasarkan, Standar Nasional Indonesia (SNI) Madu No 01-2545 Tahun 1994. Berdasarkan standar itu, kadar air yang dikandung madu maksimal 22 persen berat per berat. ''Itu pun masih terbilang sangat tinggi, karena standar FAO (organisasi pangan dan pertanian PBB) standarnya 20 persen.'' Madu yang mengandung kadar air yang tinggi akan cepat rusak kualitasnya karena sangat mudah melakukan fermentasi. Menurut Kasno, madu adalah satu bahan yang bersifat hidroskopik. Yakni, bahan yang sangat menyerap air. Jika madu dibiarkan terbuka, maka madu akan mengambil air dari udara. ''Sehingga, madu harus disimpan di tempat tertutup,'' tutur Kasno berbagi tips. Dengan begitu, madu tidak akan cepat rusak. Madu yang berkualitas tinggi juga harus mengandung gula sukrosa yang tak terlalu tinggi. Kadar sukrosa pada madu berdasarkan standar SNI, tak boleh lebih dari 10 persen. Kadar sukrosa pada madu terjadi akibat madu dipanen muda atau dimasak begitu dipanen. Hal itu, mengakibatkan enzim invertase yang ada pada madu mati. Padahal, enzim invertase ini yang berfungsi untuk mengubah gula rantai panjang menjadi monosacharida. Redaktur : Endah Hapsari Baca Juga Uji Keaslian Madu, Ini Kiatnya

Senin, 12 Agustus 2013

Makan bawang putih mentah turunkan risiko kanker paru-paru

Reporter : Rizqi Adnamazida MERDEKA.COM Sebuah penelitian terbaru menyebutkan bahwa makan bawang putih dua kali seminggu mampu menurunkan risiko kanker paru-paru sebesar 44 persen. Penelitian dari China itu juga membuktikan kalau efek rokok - salah satu hal yang memicu kanker paru-paru - tidak akan menghilangkan khasiat konsumsi bawang putih. Meskipun keampuhan makan bawang putih mentah pada perokok hanya menurunkan risiko kanker sampai 30 persen saja.
Sekitar 40.000 orang dalam setahun didiagnosis kanker paru-paru di Inggris dan Wales saja. Namun angka tersebut bisa diturunkan jika seseorang membiasakan diri untuk mengonsumsi bawang putih mentah. Selain itu, penelitian lain dari University of South Australia juga pernah menyebutkan kalau bawang putih mampu menurunkan risiko kanker usus besar hingga 35 persen. Sebagaimana dilansir dari Daily Mail, peneliti dari Jiangsu Provincial Centre di China membandingkan 1.424 paru-paru pasien kanker dengan 4.500 orang dewasa sehat. Hasilnya, mereka yang rajin makan bawang putih mentah setidaknya dua kali dalam seminggu memang berisiko rendah terkena kanker paru-paru. Sayangnya, belum ada kepastian apakah memasak bawang putih juga akan memberi khasiat yang sama dalam menurunkan kanker paru-paru. Berbagai penelitian sebelumnya menjelaskan kalau senyawa bernama allicin berperan dalam memberi manfaat kesehatan pada tubuh. Antioksidan tersebut khususnya akan lebih dirasakan khasiatnya jika bawang putih ditumbuk atau diiris kecil-kecil. Baca juga: 7 Fakta mengejutkan tentang kanker paru-paru

Kamis, 01 Agustus 2013

Hati-Hati, Minuman Ini Bisa Merusak Ginjal

REPUBLIKA.CO.ID, Segar dan bersemangat. Setidaknya itulah kesan bagi siapa saja yang gemar mengonsumsi minuman bersoda. Kesegaran itu terasa berlipat-lipat ketika minuman ini dikonsumsi pada saat berbuka. Tapi tahukah Anda bahwa di balik kesegaran minuman bersoda penyakit berbahaya sedang mengintai Anda? Baru-baru ini sebuah studi menyebutkan bahwa konsumsi dua gelas minuman bersoda dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis sebesar 30 persen. Berikut beberapa dampak minuman bersoda bagi kesehatan ginjal seperti dikutip Boldsky oleh duniafitnes.com
Batu Ginjal Kandungan asam fosfat dalam minuman bersoda dapat mengikat kalsium dan mengendapkannya di ginjal. Dalam waktu tertentu, kondisi ini dapat memicu terbentuknya batu ginjal. Penyakit Ginjal Kronis Kemampuan ginjal dalam mem-filter zat-zat yang tidak diperlukan tubuh akan mengalami penurunan sebagai dampak dari tingginya kadar sodium dalam tubuh. Jika ini terjadi maka tubuh akan menyimpan terlalu banyak racun dalam darah. Berhati-hatilah karena sebagian minuman bersoda mengandung kadar sodium yang cukup tinggi. Penurunan Fungsi Ginjal Pemanis buatan yang biasanya ada dalam soda diet atau pun soda biasa, ternyata dapat menyebabkan terjadinya penurunan fungsi kerja ginjal bila Anda mengonsumsinya lebih dari 2 gelas per hari. Kandungan pemanis buatan yang tinggi dapat menyebabkan tekanan darah meningkat dan memperparah kondisi ginjal. Dr.Pietro Manuel Ferraro, pakar medis dari Universitas Katolik di Roma, Italia, menyatakan “Studi menegaskan bahwa beberapa jenis minuman beresiko rendah terhadap pembentukan batu ginjal, sedangkan minuman lain seperti soda, yang memiliki kadar gula yang sangat tinggi, memiliki resiko tinggi terhadap pembentukan batu ginjal.” Redaktur : Endah Hapsari