Minggu, 10 April 2011
Lamaknyo Katupek Pical Tek Apuak
Jakarta detikFood- Secangkir kopi tubruk Bukit Api yang wangi mengepul menjadi pembuka pagi sejuk. Udara dingin Bukittinggi pun bisa diredam dengan racikan katupek pical ini. Berisi sayuran dan mi yang disiram kuah gulai dan saus kacang. Rasanya perpaduan renyah, gurih, dan sedikit pedas. Porsinya pas buat pengisi perut di pagi hari. Nyam..nyam onde mande lamaknyo!
Singgah ke Bukittinggi yang sejuk ternyata membuat perut selalu saja lapar. Karena itu pagi hari sengaja kami tak sarapan di hotel. Kami memilih berjalan-jalan menyusuri pasar bawah yang merupakan pasar terbesar di Bukittinggi. Kami sedang beruntung karena hari Sabtu merupakan hari pasar.
Pasar bawah merupakan pasar tradisional yang menjual aneka bahan-bahan kebutuhan dapur. Sedangkan pasar atas yang ada di atas bukit merupakan pasar yang menjual aneka kebutuhan lain seperti baju, sandal, sepatu, kaset, dan lain-lain.
Karena ada di perbukitan makan sayuran dan buah-buahannya sangat bagus mutunya. Dari pakis yang besar dan bagus, wortel dan kubis yang gendut hingga beragam jenis kacang-kacangan. Tak ketinggalan aneka jenis ikan segar dan asin. Juga jajanan yang berupa kue basah dan kue kering yang sangat banyak ragamnya.
Meskipun sudah mencicipi beragam jenis kue, ternyata perut belum juga kenyang. Kembali Los Lambuang di pasar atas menjadi incaran. Los ini merupakan los khusus penjual makanan yang berupa deretan warung makan. Selain nasi kapau juga terdapat kios-kios penjual katupek pical.
Katupek Pical Tek Apuak milik Sutan Bagindo merupakan salah satu kios yang terkenal. Karena masih pagi tak banyak pengunjung yang makan. Di bagian tengah kios ini terletak meja racik. Berisi panci dan baskom besar, berisi gulai sayuran, aneka sayuran rebus, mi kuning dan saus kacang. Di kelilingnya ditaruh jajaran bangku panjang. Jadi persis seperti warung kopi di Jawa.
Katupek Pical merupakan racikan khas Minang untuk ketupat sayur yang disatukan dengan pecel. Dengan cekatan sang penjual menaruh setengah potong besar ketupat di dalam piring. Kemudian diberi sayuran seperti irisan halus kol, daun singkong rebus, pakis dan mi kuning. Kemudian disiram dengan saus kacang dan diberi gulai sayuran.
Gulai sayurannya tak beda jauh yang biasa dipakai untuk ketupat sayur. Potongan nangka muda, kemumu, rebung dan daun kol. Toppingnya berupa remasan kerupuk kanji berwarna merah meriah. Hmm... kayak apa ya rasanya? Ternyata hirupan kuahnya teras gurih santan dan gurih halus saus kacang yang beradu jadi satu. Unik dan enak.
Saus kacang yang halus dan encer membuatnya mudah menyatu dengan kuah gulai yang gurih pedas. Rasa renyah irisan kol menyatu dengan nangka muda yang lembut. Ditambah rasa kenyal-kenyal mi kuning. Benar-benar penuh sensasi dan ramai rasanya. Belum lagi tambahan kerupuk yang renyah bikin racikan ketupat ini makin komplet dan sedap!
Kalau ingin lebih mantap, tinggal meminta tambahan lauk seperti telur balado, rendang daging, gulai tambusu atau ayam. Lauk ini biasanya diambil dari warung nasi kapau yang ada di sekitar warung ini. Sambil menghabiskan sisa kuah di piring cekung, penjualpun mulai sibuk meracik katupek langsung beberapa piring sekaligus.
Atraksi dan ketrampilannya tak kalah dengan pelayan rumah makan Minang. Beberapa piring sekaligus di tata di atas lengan. Diberi racikan katupek, dan disiram saus kacang dengan cangkir mungil. Wah, dalam sekali racik sang penjual bisa menyajikan 5 piring sekaligus.
Sebenarnya kami mengincar teh talua (teh telur) tetapi karena perut sudah keburu kenyang dengan seporsi katupek pical. Harga sarapan sedap ini hanya Rp. 6.000,00 se piring. Jika tak suka pical, bisa juga memesan katupek sayur biasa, ketupat yang disiram gulai sayuran. Wah, dengan lelehan keringat dan perut kenyang kami meninggalkan los lambuang.
Katupek Pical Tek Apuak
Los Lambuang
Pasar Atas Bukittinggi
(eka/Odi)
Langganan:
Postingan (Atom)