Sabtu, 18 Mei 2013

Tak Hanya untuk Bikin Cokelat, Kakao Juga Bisa Jadi Obat Tifus

Merry Wahyuningsih - detikHealth Surabaya, Tanaman kakao lebih dikenal sebagai bahan baku cokelat yang digemari oleh banyak orang di dunia. Namun penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa kakao bisa menjadi obat anti-bakteri, salah satunya untuk obat tifus. Di dalam tanaman kakao (Theobroma cacao) terkandung polifenol yang jumlahnya sekitar 10 persen. Selain itu, kakao itu juga mengandung lemak tetapi tidak memiliki efek negatif seperti meningkatkan trigliserida atau kolesterol dalam tubuh, sehingga manfaat-manfaatnya bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Sejak tahun 2006, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia telah melakukan penelitian pada kakao terkait dengan kandungan polifenol didalamnya. Yang terbaru, polifenol pada kakao ditemukan dapat dimanfaatkan untuk keperluan non-food. Polifenol termasuk senyawa yang mengandung antioksidan tinggi, sehingga bisa digunakan untuk mengawetkan makanan. Tak hanya itu, manfaatnya pada tubuh juga membuat polifenol dijadikan untuk keperluan medis. "Karena polifenol (bersifat) anti-bakteri, maka bisa juga digunakan untuk obat anti-bakteri. Penelitian terakhir kami sudah bisa dilakukan untuk penyakit tifus, disentri," jelas Dr Misnawi, Kepala Bidang Penelitian Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia, saat ditemui dalam acara Press Tour & Gathering Kementerian Riset dan Teknologi di Kantor Puslitkoka, Jember, seperti ditulis pada Sabtu (18/5/2013). Menurut Dr Misnawi, penelitian tersebut kini tengah masuk tahap uji klinikal untuk bisa mendapatkan izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). "Secara penelitian sudah selesai, kini sedang tahap uji klinis," papar Dr Misnawi. (mer/vit)

Rabu, 15 Mei 2013

Reza 'Jokowi' Dipanggil Jokowow, Jadi Seleb Foto Saat Weekend

Rabu, 15/05/2013 18:05 WIB Kisah Reza Si Jokowi 'KW' Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews Jakarta - Reza 'Jokowi' Srimulyadi, kuli bangunan yang menjadi bintang iklan karena kemiripannya dengan Gubernur DKI Jakarta Jokowi, selain dipanggil Doyok saat berkumis, juga dipanggil Jokowow. Reza suka menjadi sasaran foto-foto di Taman Situ Lembang. Hal ini dikatakan Mirah (40), pedagang soto betawi di Stasiun Cikini yang mengajak anak-anaknya bermain di Taman Situ Lembang hampir tiap sore. Saking seringnya ke taman, Reza yang proyek renovasi rumahnya berada tepat di taman itu juga suka melepas penat di taman itu. Mirah mengenal Reza sejak bekerja di proyek renovasi rumah itu menyadari wajah Reza mirip Jokowi saat musim Pilkada DKI tahun 2012 lalu. "Pas Jokowi naik ya. Saya panggil aja, Jokowow, Jokowow," ujar Mirah ketika ditemui detikcom di Taman Situ Lembang, Menteng, Rabu (15/5/2013). Bahkan, karena kemiripannya dengan Jokowi, Reza suka jadi seleb foto dadakan saat akhir pekan di taman itu. "Kalau Sabtu-Minggu banyak yang minta foto sama dia, tapi saya becandain aja, 'Pak Doyok berapa sekali foto?'. Dia ketawa-ketawa aja," tutur Mirah. (nwk/mad)

Kamis, 09 Mei 2013

Perhatikan! Ini Kondisi Kuku yang Menunjukkan Ada Penyakit di Tubuh Anda

Hestianingsih - wolipop Jakarta - Saat memotong kuku atau manikur-pedikur, sering-seringlah memperhatikan kuku Anda. Adakah perubahan? Misalnya kuku jadi lebih pucat dari biasanya atau tampak menguning dan menebal? Kuku bisa menjadi 'alat' alami untuk mendeteksi adanya masalah kesehatan. Seperti dikutip dari Shape, ini enam penampakan kuku yang bisa memprediksi kondisi tubuh Anda. 1. Pucat Jika kuku terlihat putih pucat, kemungkinan Anda menderita anemia. Dijelaskan Dr. Shilpi Agarwal, M.D., dokter pengobatan holistik dari Los Angeles, "Anemia terjadi akibat kekurangan zat besi yang menyebabkan asupan oksigen di dalam darah terhambat. Sehingga jaringan kulit menjadi pucat, terutama kulit di bawah kuku." Dalam kondisi yang lebih serius, kuku pucat juga bisa menjadi tanda-tanda awal diabetes atau penyakit liver. Jika didiagnosa lebih awal, diabetes bisa dikontrol. Hindari konsumsi makanan olahan atau yang mengandung banyak gula dan karbohidrat. Ganti pola makan Anda dengan memperbanyak serat dari sayuran, buah dan gandum utuh. 2. Menguning atau Menebal Kuku yang menguning atau menebal umumnya disebabkan karena infeksi jamur yang sudah menyebar ke seluruh kuku. Pengobatan topikal (dioles dengan krim atau salep) biasanya tidak terlalu membantu karena infeksi berada di kulit bawah kuku. Biasanya dokter akan memberikan obat minum yang bisa langsung membasmi jamur di bagian dalam epidermis. 3. Garis Coklat Kehitaman Waspada jika Anda mendapati garis atau gurat kehitaman di kuku, karena kemungkinan adanya melanoma atau tumor ganas. "Garis vertikal berwarna coklat gelap atau hitam di kuku jangan sampai diabaikan. Ini bisa jadi tanda awal melanoma yang harus dideteksi dan diobati sejak dini," ujar Dr. Shilpi. 4. Mudah Rapuh Kuku yang mudah rapuh atau patah hanya karena sedikit tekanan atau benturan keras, kemungkina ada gangguan pada kelenjar thyroid Anda. Kelenjar yang terdapat di bagian leher ini bertugas mengatur metabolisme, energi dan pertumbuhan tubuh. Kekurangan thyroid bisa menyebabkan rambut rontok, juga kuku yang rapuh dan menipis. Kuku juga tumbuh lebih lambat dan dalam keadaan yang sudah parah, kuku bisa terangkat dari kulit di bawahnya. Jika ini terjadi pada Anda, segera periksa ke dokter untuk diambil sampel darah. Pemeriksaan ini berguna untuk memeriksa apakah ada gangguan thyroid yang perlu diberi pengobatan. 5. Garis-garis Putih Garis-garis putih horizontal yang memenuhi seluruh kuku disebut dengan garis Muehrcke. Ini mengindikasi adanya penyakit ginjal, gangguan liver atau kekurangan protein akut. "Munculnya garis putih memanjang disebabkan oleh gangguan pada suplai darah ke kuku karena penyakit-penyakit yang disebutkan tadi," tutur Dr. Shilpi. 6. Membiru Kuku yang tampak membiru, adalah tanda tubuh Anda kekurangan oksigen. Kurangnya oksigen dalam darah bisa disebabkan beberapa hal, di antaranya gangguan pada saluran pernapasan atau masalah di pembuluh darah. Beberapa orang memang ada yang sirkulasi darahnya lebih lambat terutama ketika berada di tempat bersuhu dingin. Tapi untuk lebih amannya, sebaiknya periksa kadar oksigen di tubuh Anda melalui tes laboratorium. (hst/eny) Redaksi: redaksi[at]wolipop.com Informasi pemasangan iklan hubungi : email : sales[at]detik.com