Senin, 27 Oktober 2014

Ini penyebab Menteri Susi Pudjiastuti cuma berijazah SMP

Reporter : Laurencius Simanjuntak Merdeka.com - Susi Pudjiastuti menjadi satu-satunya menteri dalam Kabinet Kerja yang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Wanita nyentrik yang didapuk menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan ini tidak lulus SMA, alias cuma berijazah SMP.
Bukan tanpa sebab Susi cuma berijazah SMP. Dia memutuskan berhenti dari bangku kelas 2 di SMAN I Yogyakarta setelah dikeluarkan oleh sekolah karena aktif dalam gerakan golput pada masa itu. Pada tahun 1980-an atau era Orde Baru, gerakan golput adalah hal yang terlarang. Setelah tidak bersekolah lagi, Susi memulai profesi sebagai pengepul ikan di Pangandaran. Dengan modal Rp 750 ribu hasil menjual perhiasan, pada 1983 Susi memulai bisnisnya. Pada 1996 dia kemudian mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster dengan merek "Susi Brand". Ketika bisnis pengolahan ikannya meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lain kepada pembeli dalam keadaan masih segar. Walaupun hanya lulusan SMP, Susi menerima banyak penghargaan antara lain Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004, Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, serta Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia. Tahun 2006, ia menerima Metro TV Award for Economics, Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia Berprestasi Award dari PT Exelcomindo dan Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009. Setelah ditunjuk jadi menteri, Susi khawatir tidak bisa lagi teriak seperti saat masih menjadi pengusaha. "Satu hal saya khawatirkan, kalau saya jadi menteri, saya tak bisa teriak-teriak ke menteri lainnya. Now, I do not anymore," kata Susi saat konferensi pers di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Minggu (26/10). Dia memang tidak menjelaskan rinci apa yang dimaksud. Namun bisa jadi hal tersebut berkaitan dengan sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai kurang menguntungkan pengusaha. Dengan posisi dia saat ini, Susi menyadari tidak lagi bisa melakukan hal tersebut. [ren] Baca Juga : Susi Pudjiastuti sosok nyentrik dalam kabinet kerja Jokowi-JK

Sabtu, 18 Oktober 2014

Alasan Perlunya Cuci Handuk Pakai Cuka dan Pemutih

TRIBUNNEWS.COM – Kita selalu berusaha keras menghindarkan rumah dari kuman-kuman. Tahukah Anda, bahwa ternyata, benda yang paling banyak mengandung kuman di dalam rumah kita adalah handuk.
Kain atau Handuk dapur Jika Anda mengeringkan piring dengan haduk dapur, mungkin hampir sama Anda mengeringkannya dengan kuman. Sebuah penelitan University of Arizona pada 2014, menunjukkan 89 persen handuk (kain) dapur membawa bakteri coliform, yakni bakteri yang ditemukan di kedua saluran pencernaan manusia dan hewan. Bakteri ini berfungsi untuk mengukur kontaminasi air. Sedangkan 25 persennya, positif mengandung E. coli. "Anda membersihkan meja, sebagai tempat makanan akan diletakkan, dengan kain dapur. Tapi, jika menggunakan kain dapur yang kotor, Anda sebenarnya malah memperkenalkan ratusan ribu bakteri pada makanan," kata Kelly Reynolds, peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat di University of Arizona Zuckerman. Idealnya, kata Reynolds, handuk dapur harus dicuci setelah setiap kali digunakan. Pilihan terbaik berikutnya, Anda bisa mencelupkan handuk dalam larutan pemutih yang diencerkan, dan biarkan sampai kering. Reynolds menyarankan Anda untuk mengisi wastafel dengan air dan sedikit pemutih, yakni dua sendok teh. Hal ini akan memperpanjang waktu Anda untuk terus menggunakan handuk sebelum dicuci. Setidaknya, setiap satu minggu sekali, cuci handuk Anda dalam mesin cuci. Handuk mandi "Residu pelembut kain menangkap lebih banyak bau. Cuka, menghilangkan itu semua," jelas ahli laundry Mary Marlowe Leverette. Leverette merekomendasikan Anda mencuci handuk mandi dengan mesin cuci seperti biasa, tapi tanpa sabun dan satu cangkir cuka. Kemudian, cuci kembali dengan deterjen biasa. Ahli laundry, Mary Gagliardi mengatakan, lakukan juga dua kali bilasan, jika mesin cuci Anda memiliki pilihan tersebut. Kemudian, keringkan segera untuk mencegah kelapukan. Anda mungkin terbiasa menggunakan handuk mandi selama berminggu-minggu sebelum mencuci, tapi para ahli menyarankan untuk mencucinya setelah tiga kali digunakan. Saat Anda sakit, penting untuk mendisinfeksi handuk dengan pemutih klorin (jika handuknya berwarna putih) atau desinfektan seperti lysol yang mengandung fenolat (jika handuk tidak putih). Handuk wajah "Kotoran dan bakteri memiliki cara bertahan pada kain lap," kata Eric Schweiger, dari New York Schweiger Dermatology. "Saat mencuci atau mengeringkan wajah dengan kain kotor, Anda sama saja mengantarkan kotoran dan bakteri kembali ke dalam kulit." Para ahli mengatakan, handuk wajah dan pakaian harus dicuci setiap kali selesai digunakan. Sementara itu, frekuensi yang ideal untuk mencuci handuk muka, benar-benar bergantung seberapa sering Anda menggunakannya. Jika Anda hanya menggunakan handuk untuk menepuk wajah yang kering, Schweiger menyarankan untuk menggunakannya beberapa kali sebelum dicuci. Tetapi, jika Anda menghapus riasan wajah, Anda perlu sering mencucinya. Dia merekomendasikan Anda mencuci handuk dengan air hangat, dan deterjen bebas parfum untuk menghindari iritasi kulit. Banyaknya kuman pada handuk, bukan berarti Anda harus segera membuangnya. Handuk berkualitas baik, dapat digunakan mulai dari lima sampai sepuluh tahun. Selama bersih, handuk bisa melakukan tugasnya sampai menipis. Editor: Fajar Anjungroso Sumber: Kompas.com