Jumat, 08 Oktober 2010

Kisah Sukses Haji Siri berhasil melalui Buah Markisa


PUSAT INOVASI UMKN -By piumkm on Jun 1, 2010 in Success Story
Konon kabarnya markisa merupakan tanaman yang berasal dari Brazil dan menyebar sampai ke Indonesia, di negara asalnya markisa tumbuh liar dihutan-hutan basah yang mempunyai ratusan species Passiflora. Di Indonesia, markisa banyak ditemukan di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung dan Sulawesi Selatan. Terkait dengan kesehatan, banyak sekali manfaat buah ini. Buah markisa kaya akan vitamin khususnya vitamin C dan vitamin A, dari hasil penelitian laboratorium, markisa mengandung vitamin C dosis tinggi dan antioksidan.

Disamping merupakan komoditas buah yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, markisa juga di konsumsi dalam bentuk olahan baik dalam bentuk Juice, sari buah maupun selei.

Seperti halnya Sumatera Utara, Sulawesi Selatan juga dikenal berbagai olahan buah markisa seperti yang dilakukan oleh H. Muhammad Siri salah satu produsen sirup markisa berlabel “Bola Dunia”. Kerja keras, ketekunan, dan tak mudah putus asa adalah prinsip pemilik CV Citra Sari dalam membesarkan usaha pengolahan buah markisa menjadi sari markisa dan hasilnya sangat mengagumkan. Kendati masih menggunakan peralatan yang sederhana namun produknya telah mampu menguasai pasar lokal, Jawa bahkan telah di ekspor..

Haji Siri demikian akrab disebut, merupakan bapak dari 9 orang anak memulai usahanya dengan menjual barang pecah belah. Selama 10 tahun berusaha dirasakan tidak mengalami kemajuan yang significan, dan dipicu oleh krisis yang terjadi tahun 1997 hasil yang diperoleh pun semakin merosot. Oleh karenanya pak H Siri kemudian berpikir untuk beralih usaha dengan produk yang tidak tergantung dengan gejolak nilai tukar mata uang yang pada saat itu memang menjadi bahan pembicaraan dilingkungannya. Dari pemikiran yang sederhana disertai dengan dukungan seluruh keluarga besar dipilihlah usaha sari buah markisa yang memang banyak terdapat didaerahnya.

Usaha pengolahan buah markisa mulai dijalankan pak H Siri tahun 1997 dengan bermodal dari sisa penjualan barang pecah belah ditambah tenaga kerja dari istri dan anak-anaknya. Prose produksinya pun masih sangat sederhana, hanya menggunakan pisau dan sendok sebagai alat pengeruk buah markisa. Awalnya, uji coba produk hanya dilakukan di lingkungan tempat tinggalnya.

Walaupun respons yang diberikan tetangga di lingkungannya cukup bagus, H. Siri kesulitan untuk memasarkan produknya lebih luas. “Pada periode tersebut pemasaran sangat susah. Bahkan, tidak semua toko yang mau dititipi produk sari markisa untuk dijual,” jelasnya.

Namun demikian, H. Siri tidak putus asa. Periode 1996-2000 merupakan masa penuh ujian dan kerja keras bagi H. Siri untuk mengenalkan dan memasarkan produknya di wilayah Kota Makassar. Beruntung, di kota Angin Mamiri tersebut H. Siri mendapat pembinaan dari dinas Perindag Propinsi yang secara intensif memberikan pelatihan kepada pelaku-pelaku usaha yang dinilai potensial untuk berkembang, dari situlah kemudian pengetahuan yang didapat diterapkan diperusahaannya. Kami juga pernah mendapat pelatihan dari orang Kanada urainya, sehingga kami mulai mengerti cara mengukur kadar gula dalam buah markisa secara cepat.

Kini H. Siri menikmati hasil kerja keras dan keuletannya. Walaupun masih berpenampilan sederhana , usahanya telah mampu menyerap tenaga kerja hingga 50 orang. Saat memulai hanya mampu menjual 25 s/d 35 botol perhari sekarang produksi rata-rata perhari 800 botol bahkan jika bulan puasa tiba ataupun hari-hari besar lainnya bisa 10 kali lipat. Predikat haji yang disandangnya pun merupakan hasil kerja keras dari mengolah buah markisa…….(rp-piumkm)

Tidak ada komentar: